Adibhasan's Blog

Just another WordPress.com site

Gunung dan Mawar (part 4)


Bandung, 5 Juni 2013

Jam di tangan ku menunjukkan pukul 15.30 wib, 5 menit sebelum kereta berangkat. Pengeras suara sudah beberapa kali memperingatkan bahwa kereta akan segera jalan. Kembali ku tarik handphone dan menghubungi seseorang di sana. Begitu diangkat, “Has, dimana?, kereta akan segera jalan nih..” sambar ku tak sabar lagi, “ini sudah masuk parkiran”, “ok, gerbang Utara, gw tunggu di pintu masuk”.

Aku menunggu di pintu masuk sambil memegang tiket ku dan juga tiket teman ku. Peraturan baru dari KAI mengharus kan setiap tiket harus di cap sebelum naik kereta dengan sebelumnya menunjukkan identitas diri. Tiket ku sudah di cap, sementara tiket Irhas belum, dia tidak akan bisa masuk tanpa tiket ini.

Raungan si ular besi sudah berbunyi dua kali, menandakan siap berangkat semetara Irhas belum juga tampak. Perlahan-lahan gerbong mulai bergerak. Aku panik. mengetahui Keadaan ku, petugas yang bertugas mengecap tiket bertanya, “masih ada teman yang belum datang?”, “ada pak, sudah di parkiran”, sambar ku cepat. Dengan sigapnya petugas tadi membunyikan peluit yang tergantung di lengan kiri nya, memberikan semacam kode kepada petugas lainnya. Kereta berhenti kembali, sejurus itu juga aku melihat seorang yang lari dengan carriel di bahunya, dia Irhas.

Setiba di meja petugas, langsung ku serahkan tiket ku ke dia. Tak kalah sigapnya, sang petugas langsung menyuruh kami langsung menuju kereta tanpa mencap tiket tersebut terlebih dahulu. “lapor di stasiun berikutnya”, Tanpa pikir panjang, jdi lah kami berlari sekencang mungkin menuju kereta. Beberapa saat badan kami telah masuk kereta secara sempurna, sang ular besi langsung melaju dengan mantapnya.

***

Hampir ketinggalan kereta merupakan salah satu momen yang paling diingatnya ketika mengenang perjalanan Menuju negeri Puncak Para Dewa.

Bus Trans Jakarta yang dipumpanginya sudah memasuki kawasan Kramat Jati. Berapa menit lagi memasuki Pasar Rebo. Berhubung sudah pukul 22.00 lebih, jalanan sudah mulai lancar. Begitu sampai halte Pasar Rebo, dia langsung menghubungi Are, seorang teman satu organisasi di kuliah dulu yang sekarang kerja di Jakarta. Jodoh memang mempertemukan langkah mereka. Are yang ada keperluan training, mengambil cuti lebih panjang sebelum balik ke Kalimantan. Jadi lah dia jadi salah satu tim nya untuk menuju Gn. Gede.

Sembari menunggu Are, dia menuju swalayan terdekat untuk membeli cemilan selama dalam perjalanan nanti. Are datang, dan perjalanan mereka pun dilanjutkan, naik bis menembus jalanan ibu kota, menuju Cipanas, Kab. Cianjur.

—–

December 12, 2014 Posted by | Uncategorized | Leave a comment